“Stunting”
Masalah Gizi Di Indonesia Yang Harus Dipecahkan
Banyak orang yang mengira bahwa keadaan tubuh pendek merupakan
penyebab dari orang tua yang pendek. Pernyataan tersebut mungkin dapat
dibenarkan karena adanya persamaan gen antara anak dan orang tua. Akan tetapi, perlu
diketahui yang sebenarnya terjadi bukanlah penurunan gen tubuh pendek kepada
keturunannya tapi, penurunan pola makan yang salah kepada anaklah yang menjadi
penyebab utama tubuh pendek pada seseorang.
Di Indonesia keadaan tubuh pendek atau stunting merupakan
masalah utama yang masih dihadapi oleh pemerintah. Selain karena jumlahnya yang
cukup tinggi di Indonesia, ternyata stunting menggambarkan kejadian kurang gizi
pada balita yang berlangsung dalam waktu lama dan dampaknya bukan hanya secara
fisik, tetapi justru pada fungsi kognitif. Menurut Data Global Nutrition
Report (2014) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi yang komplek. Hal
ini ditunjukkan dengan tingginya prevalensi stunting, prevalensi wasting,
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.
Gambar 1. Data stunting di Indonesia (Direktur Bina Gizi Kementrian Kesehatan RI, 2013) |
Dalam sebuah penelitian yang dikuti oleh 265 siswa di Kota Kupang dan 274 di Kabupaten Sumba Timur menunjukan bahwa faktor-faktor determinan stunting adalah faktor pendapat keluarga, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu, riwayat infeksi penyakit, asupan protein dan pendidikan ibu. Siswa yang stunting lebih banyak memiliki prestasi belajar yang kurang, sementara siswa yang non stunting lebih banyak memiliki prestasi belajar yang lebih baik.
Bagaimana
cara mengetahui stunting?
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/ SK/ XII/
2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) yang merupakan padanan
istilah stunted (pendek) dan severally.
Provorsi stunting di Indonesia, prevalensinya memang masih tinggi.
Indonesia termasuk kedalam 17 dari 117 negara dengan masalah stunting. Padahal,
dampak dari stunting tersebut mengakibatkan berkurangnya sumber daya manusia
produktif di Indonesia. Sehingga sulit bagi Negara Indonesia untuk maju jika
belum dapat mengatasi masalah-masalah gizi Terutama stunting dan gizi buruk.
Untuk mengatasi ini semua, pemerintah mulai menyadari akan pentingnya
gizi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga semboyan “4 sehat 5 sempurna” telah
diganti dengan 10 pedoman gizi
seimbang. Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan
pedoman-pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar
prinsip yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu:
1. Mengonsumsi makanan
beragam, tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6
bulan.
2. Membiasakan perilaku hidup
bersih, perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang
3. Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh
4.
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB)
dalam batas normal. Memantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi
bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah
penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan maka dapat
segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.
Pesan-pesan Pedoman Gizi
Seimbang yang baru:
1). Syukuri dan nikmati
anekaragam makanan
2). Banyak makan sayuran dan
cukup buah-buahan
3) Biasakan mengonsumsi lauk
pauk yang mengandung protein tinggi
4) Biasakan mengonsumsi
anekaragam makanan pokok
5) Batasi konsumsi pangan
manis, asin dan berlemak
6) Biasakan Sarapan
7) Biasakan minum air putih
yang cukup dan aman
8 ) Biasakan membaca label
pada kemasan pangan
9) Cuci tangan pakai sabun
dengan air bersih mengalir
10) Lakukan aktivitas fisik
yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Pesan inilah
yang harus disampaikan pemerintah kepada masyarakat dan harus dipenuhi guna
meningkatkan gizi di Indonesia sehingga masalah stunting, gizi buruk,gizi
berlebih, dan wasting dapat
terselesaikan. Dengan ini Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju
lainnya dengan sumber daya manusia yang produktif, cerdas, dan sehat.
Daftar
Pustaka
· “Keputusan Mentri Kesehatan RI NO: 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar
antropometri penilaian status gizi anak”
· “ Analisis Determinan Dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak
Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT“ jurnal gizi dan pangan, maret 2013, 8
(1): 55-62
· Data
stunting di Indonesia (Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, 20113)
·
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
“ 10 pedoman gizi seimbag”
0 komentar:
Posting Komentar