Vitamin adalah zat organik kompleks yang berfungsi sebagai zat
pengatur proses biokimiawi dan pemeliharaan sistem biologis tubuh (Tejasari,
2005). Vitamin dibagi menjadi vitamin larut air (B dan C) dan vitamin larut
Lemak (A,D,E, dan K). Sebagian besar kandungan vitamin dapat diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti buah dan sayur. Vitamin sangat
dibutuhkan bagi semua golongan umur terutama anak-anak prasekolah yang masih
dalam masa pertumbuhan.
Seiring berkembangnya teknologi IPTEK dan perubahan pola makan
maka, dibuatlah suplementasi vitamin terutama bagi orang-orang yang membutuhkan
dan memiliki difisiensi zat tertentu. Suplemen makanan adalah produk yang
digunakan untuk melengkapi makanan, mengandung satu atau lebih sebagai berikut,
yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam
amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau
konsentrat, metabolit, konsituen, ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan
diatas. Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet
hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul lunak, granula,
pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup, atau larutan (BPOM, 1996). Berikut
adalah daftar beberapa vitamin & mineral serta batasan yang diperbolehkan
terkandung didalam suplemen berdasarkan keputusan BPOM RI nomor
HK.00.05.23.3644 :
Pemberian suplemen vitamin bagi anak prasekolah, sering dilakukan
oleh para orang tua dengan anggapan bahwa “anak akan menjadi lebih sehat dengan
pemberian suplemen”. Di Belgia ditemukan bahwa masih banyak anak mengkonsumsi
suplemen meskipun dapat memenuhi gizi hanya melalui makanannya (Huybrechts, L et
al .2010). Hasil yang sama di Jerman menunujukkan rata-rata asupan vitamin
dan mineral anak dapat dipenuhi hanya melalui asupan makanan (Picciano et
al. 2007). Akibatnya anak yang mengkonsumsi suplemen diperkirakan dapat
melebihi asupan mikronutrien dalam tubuhnya (Hathcock, J. 1997).
No.
|
Nama
|
Batas maks/hari
|
1
|
Vitamin A
|
5000 UI
|
2
|
BetaKaroten
|
15 mg
|
3
|
Vitamin B
|
1100 mg
|
4
|
Vitamin B
|
250 mg
|
5
|
Vitamin B
|
12200 mcg
|
6
|
Vitamin B3:
Niasin
Niasinamida
|
100 mg
250 mg
|
7
|
Vitamin B6
|
6100 mg
|
8
|
Vitamin D
|
400 UI
|
9
|
Vitamin E
|
400 UI
|
10
|
Vitamin C
|
1000 mg
|
Sebenarnya suplementasi tidak diperlukan karena sebagian besar anak
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizinya melalui asupan makan kecuali, terjadi
defisiensi zat tertentu pada anak sehingga memaksakan seorang anak harus mengkonsumsi
suplemen untuk membantu jalannya fungsi tubuh. Berdasarkan penelitian (Sudargo,
T. dkk. 2012) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan asupan makan dan status gizi
antara anak yang diberikan suplemen dan yang tidak. Itu artinya, pemberian
suplemen pada anak prasekolah yang memiliki status gizi baik tidak memerlukan
suplemen.
Daftar Pustaka
BPOM RI. 1996. Ketentuan
Pokok Pengawasan Suplemen Makanan. Nomor HK.00.05.23.3644. http://www2.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/final%20kep_lampiran.pdf
(diakses tanggal 31 Maret 2016)
BPOM RI. 2005. Tata
Laksana Pendaftaran Suplemen Makanan. Nomor HK.00.41.11.1381. file:///C:/Users/acer/Downloads/PER%20KBPOM_NO.HK.00.05.41.1381_Tentang%20TATA%20LAKSANA%20PENDAFTARAN%20S_2005.pdf
(diakses tanggal 31 Maret 2016)
Hathcock, J.
1997. Vitamins And Minerals : Efficacy And Safety. Am J Clin Nutr 66 (2):427-37
Huybrechts, L et
al .2010. High Dietary Supplement Intakes Among Flemish Preschoolers. Appetite
54:340-5
Picciano et
al. 2007. Dietary Supplement Use Among Infants, Children, And
Adolescents In The United States. Arch Pediatr Adolesch Med 161 (10):978-85
Sudargo. T, dkk.
2012. Faktor Ibu Dalam Pemberian Suplemen Pada Anak Prasekolah. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia Vol.8, No.4, 172:181. Yogyakarta
Tejasari. 2005. “Nilai-Nilai Pangan”. Graha Ilmu.
Yogyakarta